Friday, July 31, 2009

BEBERAPA JENIS SAPI POTONG


  1. Santa Gertrudis

Merupakan persilangan antara induk Shorthorn dan pejanta Brahman. Berkembang baik di seputar wilayah Texas (Amerika)

  1. Beefmaster

Persilangan antara Brahman, Hereford dan Shorthorn dengan perbandingan genetis = 50 % : 25 % : 25 %. Sama seperti Santa Gertrudis, sapi ini berkembang baik di daratan Texas (Amerika).

  1. Droughtmaster

Memiliki perbandingan genetis = 3/7 Brahman dan 4/7 Shorthorn. Performancenya sama dengan Santa Gertrudis, hanya saja genetic Brahman lebih dominan.

  1. American Brahman

Termasuk golongan sapi zebu keturunan Kankrey, Ongole, Gir, Krishna, Hariana dan Bhagari. Masuk Amerika tahun 1854 dan dkembangkan di wilayah Lousiana. Tipe potong yang baik dengan pertumbuhan cepat dengan pakan sederhana.

  1. Peranakan Ongole

Di Indonesia dikenal dengan sebutan Sapi Bengggala. Berasal dari daratan India. Termasuk sapi potong dan kerja.

  1. Aberdeen Angus

Berasal dari Scotlandia Utara, masuk Indonesia sekitar tahun 1973. Biasanya berbulu hitam, agak panjang, keriting dan halus. Tidak bertanduk dengan tubuh panjang dan kompak. Tubuh rata, lebar, dalam dan pendek. Disilangkan dengan sapi Brahman akan menghasilkan Brahman Angus (Brangus)

  1. Hereford

Berasal dari Inggris. Warna bulu merah, kecuali pada muka, dada, badan, perut bawah, keempat kaki sebatas lutut, bahu dan ekor berwarna putih. Sehingga dikenal pula sebagai white faced cattle. Postur tubuh rendah tetapi memiliki urat daging yang padat dan tegap.

Bobot badan jantan dewasa sekitar 850 kg dan betina dewasa 650 kg. Lebih sesuai bila digemukkan dengan system pastur atau padang gembalaan karena cara merumput yang baik. Tidak cocok dikembangkan di Indonesia .

  1. Simmental

Berasal dari Switzerland. Ukuran tubuh besar, perototan bagus dengan penimbunan lemak bawah kulit yang rendah. Warna bulu umumnya krem agak coklat ata sedikit merah, kecuali pada muka, keempat kaki sebatas lutut dan ujung ekor berwarna putih.

  1. Limousine

Berasal dari Prancis, merupakan tipe potong dengan warna bulu cokelat dengan warna agak terang pada sekeliling mata dan kali mulai lutut kebawah. Tubuh besar dan panjang, pertumbuhan bagus.

  1. Brahman Cross

Merupakan hasil persilangan antara sapi Brahman dengan sapi jenis lain. Dikembangkan di Amerika dan Australia. Diimpor dari Australia. Memiliki pertumbuhan baik, konformasi karkas yang ideal, tahan iklim tropis dan lalat/kutu. Umumnya sapi ini memiliki warna gelap keabu-abuan atau kemerahan atau hitam. Pada jantan warnanya lebih gelap daripada betina.

PENILAIAN BIBIT

Pemilihan bibit merupakan langkah awal usaha pengembangan ternak sapi potong. Sapi bakalan yang baik, akan memberi hasil usaha yang menguntungkan, melalui pertumbuhan bobot badan perhari yang cepat.

Faktor-faktor yang menentukan pemilihan bibit didasarkan pada pengalaman dan kecakapan yang baik dengan ditunjang tiga kriteria berikut.

Bangsa dan Sifat Genetis

Setiap peternak tentunya memiliki suatu acuan untuk melakukan pemilihan bibit. Apakan dia lebih memilih menggemukkan sapi Lokal atau Impor. Hal ini didasarkan pada kemampuan genetis sapi yang berbeda satu sama lain, baik mengenai produktivitas maupun daya adaptasi pada kondisi lingkungan (antara lain iklim dan pakan). Pangkal kemampuan adaptasi terhadap lingkungan didasari pada sifat genetis yang diturunkan oleh tetua. Sehingga sapi harus benatr-benar cermat dipilih sesuai dengan tujuan pemeliharaan dan kondisi lingkungan setempat.

Bentuk Luar

Selain faktor genetis, bentuk luar (performance) sapi juga harus diperhatikan. Hal-hal tersebut antara lain :

  • Ukuran panjang badan dan dalam
  • Bentuk tubuh segiempat
  • Paha sampai pergelangan kaki berisi penuh
  • Dada lebar dan dalam serta menonjol
  • Kaki besar, pendek dan kokoh

Kesehatan

Setelah faktor genetis dan performance yang mantap, ternak sapi yang akan digemukkan harus menunjukkan kondisi sehat. Sehingga memiliki kemampuan produksi yang tinggi.

CIRI-CIRI SAPI BAKALAN

  • Bentuk tubuh persegi panjang atau bulat silinder. Tubuh bagian depan, tengah dan belakang tumbuh sama kuat (simetris). Garis tubuh bawah dan atas sejajar.
  • Kulit tebal.
  • Daging berotot kuat dan padat sehingga terlihat bulat berisi.
  • Cepat dewasa
  • Makanan sebagian besar diubah menjadi daging dan lemak
  • Syarat pakan dan perawatan harus intensif.

Sumber: Ekabees, ternak-sapi@yahoogroups.com

Wednesday, July 22, 2009

Dagang Sapi : Yang Berkah & Yang Menjadi Musibah…

Bahan tulisan kali ini diilhami perjalanan ke pasar sapi di Jonggol yang buka setiap hari Kamis.
Sapi adalah salah satu ‘barang dagangan’ yang kami lihat bisa menjadi potensi untuk memakmurkan masyarakat tidak mampu di pingggiran kota dimana lahan dan bahan makanannya masih relatif tersedia.

Sapi juga kami pilih karena hitungannya sederhana dan mudah kontrolnya. Sebagai contoh sapi di gambar samping pada pagi ini di pasar Jonggol dihargai antara Rp 6 juta – Rp 7 juta ; Delapan bulan lagi ketika sapi tersebut dijual di pasar hewan qurban Jabodetabek harganya akan berada di kisaran Rp 12 juta – Rp 15 juta; Ongkos pemeliharaan, pengangkutan sampai biaya penjualan diperkirakan Rp 3 juta – Rp 4 juta; masih menyisakan hasil Rp 3 juta – Rp 4 juta atau hasil investasi bersih 50% - 57 % dalam 8 bulan. Masih jauh lebih baik dari deposito bukan ?.

Contoh lain adalah sapi yang ada di foto dibawah. Sapi tersebut dibeli di pasar Jonggol pula tiga bulan lalu oleh Pak Haji kenalan saya seharga Rp 14 juta. Delapan bulan lagi ketika sapi tersebut dijual untuk Qurban – Pak Haji yang sudah puluhan tahun menangani sapi ini - mentargetkan laku Rp 36 juta , karena saat itu diperkirakan bobotnya akan mencapai lebih dari 1 ton. Keuntungan kotor 157 % setelah dikurangi biaya pakan dlsb 57% - masih menyisakan keuntungan bersih 100%. Tidak heran pak haji ini memiliki kemakmuran diatas rata-rata, karena dikandangnya di bilangan Jakarta Selatan ada 40 ekor sapi !.
Namun keuntungan yang menggiurkan dan insyaallah berkah ini, tidak serta merta menarik minat masyarakat untuk mengikutinya. Mungkin karena bisnis sapi ini dipandang sebagai bisnis yang kotor dalam arti harfiah – ya pasti kotor lha wong melibatkan kotoran sapi setiap hari! . Meskipun kotor secara fisik, tetapi rezeki yang dihasilkan dari dagang sapi sungguhan yang seperti ini yang sesungguhnya pantas dicari.

Disisi lain sekarang jutaan orang di Indonesia lagi terjangkit kegemaran baru – ‘dagang sapi’ juga – tetapi ‘dagang sapi’ yang sudah diberi makna lain. ‘Dagang sapi’-nya orang gedean yang di dagangin bukan sapi tetapi bisa saja kursi , jabatan ataupun suara rakyat.

Meskipun bisnis mereka bersih secara fisik – karena tempat lobi-nya adalah hotel-hotel mewah atau gedung-gedung ‘lembaga yang terhormat’ – secara syariat bisnis mereka sangat tercela.

Rasulullah SAW-pun sampai mengancam mereka dengan setidaknya dua hadits berikut :

Dari Abu Ya’la, Ma’qil bin Yasra RA, dia berkata : “ Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Setiap hamba yang diberi kekuasaan oleh Allah terhadap rakyatnya, lalu di saat meninggal dunia dia menipu kepada mereka, maka Allah mengharamkannya ke surga””. HR Muttafaq Alaih.

Dari Abu Maryam al-Azdi RA “: sesungguhnya beliau berkata kepada Muawiyah RA : “ Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang diberi kekuasaan oleh Allah untuk mengurusi sebagian urusan kaum muslimin, lalu tidak memenuhi kebutuhannya, dan tidak mengatasi kefakiran mereka, maka Allah tidak akan memenuhi kebutuhan dan kefakirannya di hari kiamat”, lantas Muawiyah mengangkat seorang laki-laki yang memenuhi kebutuhan mereka.” HR. abu Dawud dan Tirmidzi.

Betapa banyak saat ini orang gedean yang mengobral janji kemakmuran kepada rakyat kebanyakan kayak kita-kita; sehingga mereka kita pilih. Namun setelah kita pilih, seenaknya mereka ‘berdagang sapi’ dengan amanah yang kita berikan tersebut. Kebutuhan kita dan kefakiran kita – yang dijanjikan untuk diatasi – tidak lagi menjadi perhatian mereka setelah mereka terpilih.

Jadi dari dua jenis dagang sapi tersebut diatas , kalau disuruh memilih saya akan pilih dagang sapi yang pertama – biar kotor secara fisik, tetapi insyaallah lebih barakah.

Untuk yang kedua, hanya akan saya pilih kalau mendapatkan pemimpin yang sekiranya bener-bener amanah dan competent dibidangnya – kalau kita meragukan ke-amanahan-nya maupun kompetensinya , namun kita pilih juga; maka sesungguhnya saya kawatir justru menjerumuskan saudara-saudara kita yang calon pemimpin tersebut ke neraka seperti yang diancamkan di dua hadits tersebut diatas – kasihan kan ?. Wallahu A’lam bi Showab.

Written by Muhaimin Iqbal , Thursday, 26 March 2009 14:43, sumber: geraidinar.com

Monday, July 20, 2009

TANDA-TANDA SAPI AKAN MELAHIRKAN

Biasanya sapi yang mau partus/beranak adalah sebagai berikut:

1. ambingnya sudah turun dan putingnya mengeras ..kalo bapak" pasti apal neh ..he..he
2. tulang pelvis dan dua tulangyang menonjol di punggung bagian belakang, legoknya (tingkat kecekungannya) mulai dalam
3. mulai keluar lendir
4. dua minggu menjelang kelahiran, biasanya ternak makan sangat rakus dan maunya enak" aja... menjelang kelahiran, nafsu makan terjun bebas, sapi kadang tidak doyan makan, harus diwaspadai karena bisa menyebabkan Milk Fever ...
5. sapi maunya jauh" dari teman"nya ...naluri sebagai seorang ibu ingin melindungi anaknya
6. menjelang kelahiran, biasanya tidur - bangun - tidur - bangun sambil mengendus" tempat yang cocok buat bersalin
7. menjelang kelahiran, siapkan jerami kering secukupnya, yodium tinctur/obat merah/betadine dan kain kering
8. menjelang beranak, kita pantau vaginanya ... bila air ketubannya sudah pecah, segera cermati kalau" pedetnya perlu dibantu keluarnya dengan cara ditarik
9. saat kelahiran, angkat kaki depan pedet sehingga kepala pedet ada dibawah beberapa saat. tali pusat dicuci dengan yodium tinctur/betadine lalu diika dengan cara disimpilkan ... beri yodium tincur/betadine lagi
10. dekatkan pedet pada induk agar dipijat dan dikeringkan badannya. berperan dalam memperlancar pembuluh darah
11. bila induknya tidak mau menjilati, segera kita lap pedet tadi sampai kering
12. 15 menit kemudian, pedet akan berdiri dan berjalan mencari puting induknya ...
13. bila induk tidak mau menyusui, peras air susunya minimal 1liter untuk pedet.
14. minimal 0,5 liter di dua jam pertama harus disusukan, sisanya disimpan dalam pendingin, dilanjurkan dengan 0,5 liter seleihnya 4 jam kemudian
15. bila sudah lepas kolostrum, dapat dilakukan pembelian pedet > 7 hari ... dipelihara bersama dengan 1 - 2 pedet lain yang dibeli dari tempat lain

demikian pak, beri pakan ok untuk ternak

salam bersalin ... moo (bunyinya sama juga, pak ..he..he)

Sumber: ekabees

Fermentasi dengan Probiotik

Peningkatan produksi ternak ruminansia memerlukan penyediaan jumlah pakan dalam jumlah besar, terutama pakan berserat kasar (roughage) yang murah.

Perluasan areal untuk penanaman pakan ternak akan semakin terbatas, terutama pada daerah padat penduduk. Disamping itu penanaman pakan ternak menghadapi beberapa kendala yaitu :
•Memerlukan investasi lahan yang mahal
•Pemeliharaan tanaman yang tidak murah
•Pengangkutan hijauan dari lokasi ke Farm yang kontinyu (tiap hari)
•Hasil panen yang fluktuatif (tergantung musim)
•Penyimpanan yang juga mahal (dalam bentuk silase).

Hasil intensifikasi tanaman pangan tidak menghasilkan pangan yang lebih banyak, tetapi juga menghasilkan limbah berserat yang melimpah sehingga integrasi antara tanaman pangan dengan ternak merupakan suatu alternatif untuk mencukupi kebutuhan pakan yang murah.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas limbah pertanian, baik dengan cara fisik, kimia maupun biologis. Tetapi cara-cara tersebut biasanya disamping mahal, juga hasilnya kurang memuaskan. Dengan cara fisik misalnya, memerlukan investasi yang mahal; secara kimiawi meninggalkan residu yang mempunyai efek buruk sedangkan dengan cara biologis memerlukan peralatan yang mahal (harus anaerob) dan hasilnya kurang disukai ternak (bau amonia yang menyengat).
Salah cara yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat disukai ternak adalah fermentasi dengan Probiotik

Fermentasi Jerami Padi

Proses fermentasi Jerami Padi memerlukan lokasi yang ternaungi beralas tanah. Fermentasi jerami padi dimaksudkan untuk memanfaatkan hasil samping usaha pertanian padi dan meningkatkan kualitas jerami padi agar dapat dijadikan sebagai sumber pakan berserat ternak rumiansia.
Proses Fermentasi Jerami Padi :
1.Jerami ditumpuk dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 30cm pada lokasi ternaungi beralas tanah
2.Diatas tumpukan tersebut ditaburi Probiotik dengan dosis 0,6% dari berat tumpukan
3.Diatas tumpukan pertama diberi lagi jerami dengan tinggi tumpukan dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 30cm serta diberi kembali Probiotik StarbiO dengan dosis 0,6% dari berat tumpukan
4.Perlakuan yang sama dilakukan sampai terbentuk beberapa tumpukan (tinggi minimal tumpukan adalah 1,5 meter)
5.Setelah terbentuk tumpukan yang dimaksud, dilakukan penyiraman tetes tebu sebanyak 4 liter/ton jerami dan penyiraman air untuk memberi kadar air tumpukan minimal sebesar 60% (kondisi yang baik untuk pertumbuhan mikroba fermentor)
6.Bila memungkinkan, lakukan penutupan dengan karung plastik untuk meratakan proses fermentasi
7.Biarkan terjadi proses fermentasi selama 9 – 12 hari
8.Setelah 9 – 12 hari, tumpukan dibongkar dan siap diberikan sebagai pakan ternak atau disimpan sebagai persediaan pakan berserat

Pelepah dan Daun Kelapa Sawit

Pelepah dan Daun KelapaSawit dapat dijadikan sebagai pakan berserat ternak ruminansia dengan cara dichopper terlebih dahulu dan dilayukan selama satu malam

Lumpur Sawit
Lumpur sawit dapat dijadikan sebagai pengganti bekatul sampai 80% dengan cara melakukan pengeringan lumpur sawit dan digiling menjadi tepung

Fermentasi Kulit Buah Cokelat
Tanaman Cacao (cokelat) akan menghasilkan :
1.Biji Cacao
2.Kulit Biji Cacao
3.Kulit Buah Cacao

Cacao Pod segar ( kadar air ± 85 % ) diturunkan kadar airnya sampai ± 70% dengan cara dikeringkan sinar matahari selama 6 jam penyinaran. Cacao Pod difermentasi dengan 3 kg Probiotik dan 6 kg tetes tebu/ton Cacao Pod selama 2 minggu. Setelah dua minggu dibongkar, dikeringkan dan digiling dengan lobang saringan 50 mm.
Tujuan Fermentasi dengan Probiotik adalah untuk menaikan daya cerna, Palatabilitas dan penyerapan nutrisi cacao pod. Disamping itu, fermentasi cacao pod dengan Probiotik juga untuk meredam efek buruk racun theobromine yang pada cacao pod.

Kendala apabila kulit buah cokelat digunakan sebagai bahan pakan ternak adalah adanya racun theobromine (3,7 dimethylxan- tine) yang telah terbukti pada penelitian sebelumnya pada unggas (Wong et. al., 1986) menunjukkan bahwa konsumsi theobromine pada unggas ternyata mengganggu pertumbuhan, menurunkan produksi telur, terjadi lesi pada usus halus dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Diduga, menurunnya kecernaan bahan kering, protein kasar maupun energi termetabolis yang sejalan dengan kenaikan pemakaian kulit buah cokelat dalam ransum karena adanya racun theobromine tersebut.
Fermentasi dilakukan untuk selain untuk menghilangkan efek theobromine, juga diharapkan dapat menyederhakan ikatan struktur kompleks pada kulit buah cokelat sehingga nutrisi yang terikat dapat tersedia untuk dapat diserap ternak ruminansia dan meningkatkan kesukaan ternak pada kulit buah cokelat.

Fermentasi Ampas Tebu
Proses fermentasi ampas tebu, prinsipnya sama dengan fermentasi jerami. Hanya karena ampas tebu kandungan Ligninnya tinggi (+ 19,7%), Proteinnya rendah (+ 2%) dan Total Digestible Nutrientnya (TDN) juga rendah (+ 28%)
Dibandingkan jerami padi, maka perlu perlakuan khusus agar :
1.Lignin dapat diurai menjadi komponen yang lebih sederhana sehingga bermanfaat dan dapat meningkatkan nilai tukar kation pada pakan.
2.TDN dan proteinnya dapat meningkat sehingga memenuhi syarat sebagai pakan ternak ruminansia.

Keunggulan ampas tebu dibanding jerami padi adalah rendahnya kandungan silica. Kesulitan pada fermentasi ampas tebu apabila kita menggunakan ampas tebu yang sudah dimampatkan, kadang-kadang sulit untuk diurai, tetapi kalau kita menggunakan ampas tebu yang belum dimampatkan, angkutan ke lokasi menjadi tidak ekonomis. Ampas tebu di tumpuk dengan ketebalan  30 cm pada tempat yang teduh (tidak kehujanan dan kena sinar matahari langsung). Diatasnya disebarkan probiotik, tetes, TSP dan ZA dengan perbandingan, setiap ton ampas tebu membutuhkan 10 Kg probiotik, 6 liter tetes tebu, 2 Kg TSP dan 2 Kg ZA.
•Probiotik untuk mengurai lignin dan selulosa agar dapat dijadikan sumber energi/menaikkan TDN.
•TSP sebagai sumber Phosphor.
•ZA sebagai sumber Sulphur.
•Nitrogen untuk menstimulir mikroba pengurai pada Probiotik agar lebih aktif.

Untuk mempercepat proses penguraian, selain disiram dengan air (sampai kadar air 60 %) dapat pula diberi campuran tetes/molases (untuk menyediakan Realy Avaliable Carbohydrate – agar fermentasi berjalan lebih cepat)

sumber: ternak-sapi@yahoogroups.com

Sunday, July 19, 2009

Daging Sapi Lokal



Posisi daging sapi pada sapi potong lokal

Saturday, July 18, 2009

Fermentasi Jerami

Pada prinsipnya, penggunaan jerami fermentasi dapat dilakukan dengan menggunakan jerami segar habis panen atau jerami kering. Pada saat jerami padi melimpah seperti setelah selesai panen, jerami dapat difermentasi untuk selan-jutnya disimpan hingga 6 bulan dari pembuatan. Ditinjau dari kuantitas nutriennya (nilai gizi), fermentasi dapat meningkatkan nilai gizi jerami.

PERSYARATAN

Kadar air jerami padi 40-45 %.
Terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung.

BAHAN-BAHAN

Jerami kering atau jerami segar setelah diangin-anginkan (kadar air ± 40 %).
Starter berupa Starbio atau lainnya sebanyak 0,50 kg untuk setiap 100 kg jerami padi.
Pupuk urea 0,50 kg untuk setiap 100 kg jerami padi.
Air sebanyak 40 liter untuk setiap 100 kg jerami padi kering; sedangkan untuk jerami segar tidak perlu ditambahkan air.

CARA PEMBUATAN (untuk 100 kg )

Timbang jerami padi kering 100 kg.
Sediakna air sebanyak 40 liter dalam ember.
Timbang starter sebanyak 0,50 kg dan urea sebanyak 0,50 kg.
Jerami ditumpuk sejajar lapis demi lapis dengan ketebalan 25 cm (panjang 2,50 m x lebar 2,50 m).
Diatas lapisan disiram air yang telah dicampur urea sampai merata (untuk jerami kering; sedangkan untuk jerami segar tidak perlu disiram air).
Ditaburi starter hingga merata.
Ditumpuki selapis jerami padi (± 25 cm) sambil diinjak-injak hingga memadat.
Diulangi lagi penyiraman air diatas lapi-san jerami padi tersebut hingga merata.
Diulangi lagi penaburan starter hingga merata dan demikian seterusnya hingga selesai.
Setelah selesai, bagian atas ditutupi daun-daun kering seperti daun pisang atau daun lainnya.
Pembuatan jerami padi selesai dan dibiarkan minimal 3-4 minggu.
Setelah 3-4 minggu jerami padi fermentasi (tape dami) siap diberikan kepada ternak, namun sebelum diberikan terlebih dahulu diangin-anginkan.

JERAMI PADI FERMENTASI YANG BAIK

Baunya agak harum.
Warna kuning agak kecoklatan (warna dasar jerami masih nampak kelihatan).
Teksturnya lemas (tidak kaku)
Tidak busuk dan tidak berjamur.

Friday, July 10, 2009

PROPOSAL INVESTASI PENGGEMUKAN SAPI

KELOMPOK TERNAK “AGROMANDIRI”

PUNDUNG DK. V RT. 18/09 DESA BANARAN, BROSOT, KULON PROGO, DI YOGYAKARTA

PROPOSAL INVESTASI PENGGEMUKAN SAPI

DISIAPKAN OLEH : CATUR PRASETYO

TANGGAL 01 JUNI 2009



PENDAHULUAN

Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 220 juta jiwa. Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengkonsumsi daging sapi sekitar 1,7 kg/orang /tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut diperlukan 1,5 juta ekor sapi lokal untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000 ton ditambah dengan impor sapi dari Australia sebanyak 350.000 ekor yang menghasilkan 30.000 ton daging.

Jika saja terjadi peningkatan populasi penduduk 2% per tahun dan eningkatan populasi sapi di dalam negeri sekitar 14% per tahun dengan kemampuan konsumsi daging (sapi) masyarakat hanya naik 1 gram/kapita/hari, di mana kondisi ini pun masih di bawah norma gizi. Maka dibutuhkan daging sekira 1.265,8 ton/hari identik dengan 10.548 ekor sapi yang harus dipotong per hari atau 3,85 juta ekor per tahun. Jika saja 50% penduduk Indonesia tidak mampu membeli daging sapi artinya sekira 100 juta orang masih memerlukan dan mampu membeli daging (Rohadi Thawaf, UNPAD).

Data ini menunjukkan kepada kita betapa negeri tercinta ini merupakan pasar yang sangat potensial, perlu dibina dan dikembangkan untuk meningkatkan produksi ternak di dalam negeri.

PROGRAM INTENSIF PENGGEMUKAN SAPI

Dikarenakan masih sangat besarnya potensi peternakan sapi di Indonesia, maka kami Kelompok Ternak “Agromandiri” telah mulai merintis usaha penggemukan sapi secara lebih modern yang berlokasi di Pundung Dk. V Rt. 18/09 Desa Banaran, Brosot, Kulon Progo, Di Yogyakarta. Adapun pengurus Kelompok Ternak “Agromandiri” teridri dari :

1. Aldio Krisarto S. Hut : Ketua Kelompok

2. Catur Prasetyo : Bendahara Kelompok

3. M. Wawan Dwiantoro : Penanggung Jawab Kandang

TEKNOLOGI PENGGEMUKAN SAPI

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peternak tradisional dalam peternakan sapi adalah produktivitas ternak sapi yang rendah. Salah satu factor penyebab rendahnya produktivitas adalah pemilihan paka ternak yang tidak sesuai dengan system penggemukan sapi modern.

Para petani tradisional terbiasa menggunakan jerami dan hijau-hijauan sebagai makanan pokok untuk ternak sapi. Sedangkan untuk penggemukan sapi agar lebih intensif dan produktifitas menjadi tinggi maka makanan dengan kandungan protein dan karbohidrat yang tinggi sangat diperlukan.

Kendala makanan ternak tersebut kami atasi dengan penggunaan konsentrat sapi yang telah diuji coba dengan hasil yang sangat baik di daerah Klaten, Jawa Tengah. Konsentrat tersebut terdiri dari konsentrat kering dan konsentrat basah yang diberikan sebanyak 2% dari berat tubuh sapi. Selain konsentrat sebagai makanan pokok ditambahkan pula jerami yang telah difermentasi dan singkong sebagai tambahan karbohidrat untuk ternak sapi.

Dengan menggunakan pola makanan tersebut, dapat diperkirakan kenaikan rata-rata berat badan sapi per ekor adalah sebesar 2 kg/ekor/hari.

FOTO KANDANG TERNAK

Kapasitas Kandang 30 ekor sapi



Tempat Makan

Bak Penampungan Kotoran



KONSEP USAHA

Konsep dari usaha penggemukan sapi ini adalah bagi hasil/syariah yang melibatkan pemilik modal dan kelompok ternak selaku pengelola. Bagi hasil dari usaha ini adalah :

- Pemilik modal : 50 %

- Kelompok ternak : 50%

HAK DAN KEWAJIBAN

1.

Pemilik modal


Memberikan dana sebagai modal untuk pembelian ternak sapi dan pembelian pakan untuk sapi selama periode produksi.



2.

Kelompok ternak


- Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari di peternakan

- Memberikan formula pakan yang tepat

- Memberikan pengawasan dalam pemeliharaan sapi

- Melakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan ternak

- Melakukan pencatatan dan evaluasi terhadap ternak yang dikelola

- Memberikan laporan tertulis kepada investor paling lambat tanggal 10 tiap bulan

- Bertanggung jawab akan kebersihan kandang

- Memberikan pakan

- Melaporkan jika ada ternak yang sakit

- Bertanggung jawab terhadap keamanan dan kesehatan ternak

- Bertanggung jawab atas pelaporan penggunaan dana kepada pemilik modal



ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI

Spesifikasi :

  1. Harga per ekor sapi : Rp. 10.000.000,-
  2. Masa pemeliharaan : 100 hari (1 tahun +/- 4 kali panen)
  3. Kenaikan berat sapi : 2 kg / ekor / hari
  4. Jumlah sapi : 30 ekor
  5. Harga daging : Rp. 23.000.000
  6. Kebutuhan pakan : Rp. 20.000,- / ekor / hari

A.

Kebutuhan Modal




- Pembelian sapi

- Pakan 100 hari

30 x Rp. 10.000.000

100 x 30 x Rp. 20.000

Rp. 300.000.000

Rp. 60.000.000


TOTAL MODAL


Rp. 360.000.000

B.

Laba Kotor




- 100 hari x 2 kg x 30 x Rp. 23.000


Rp. 138.000.000

C.

Biaya Operasional




- Biaya pakan

Rp. 60.000.000



TOTAL BIAYA


Rp. 60.000.000

D.

Laba Bersih


Rp. 78.000.000


ILUSTRASI KASUS

Pak Ahmad berencana menitipkan sapi ke Kelompok Ternak “Agromandiri”. Pertanyaanya berapa modal yang harus disiapkan Pak Ahmad dan berapa perkiraan bagi hasilnya?

A.

Kebutuhan Modal




- Pembelian sapi

- Pakan 100 hari

1x Rp. 10.000.000

100 x 1 x Rp. 20.000

Rp. 10.000.000

Rp. 2.000.000


TOTAL MODAL


Rp. 12.000.000

B.

Laba Kotor




- 100 hari x 2 kg x 1 x Rp. 23.000


Rp. 4.600.000

C.

Biaya Operasional




- Biaya pakan

Rp. 2.000.000



TOTAL BIAYA


Rp. 2.000.000

D.

Laba Bersih


Rp. 2.600.000

E.

Bagi Hasil

- Pak Ahmad

- Kelompok Ternak

50 % X Rp. 2.600.000

50 % X Rp. 2.600.000

Rp. 1.300.000

Rp. 1.300.000

Jadi modal yang dibutuhkan oleh Pak Ahmad untuk investasi 1 ekor sapi adalah sebesar Rp. 12.000.000 dan bagi hasil per periode adalah sebesar Rp. 1.300.000 atau Rp. 5.200.000 setahun (1 tahun +/- 4 kali panen)

KETERANGAN LAINNYA

1. Apabila terdapat sapi yang sakit maka semua biaya perawatan selama sakit menjadi tanggung jawab pengelola program, dan apabila sapi tersebut atas nasihat dari dokter diharuskan dijual maka atas kerugiannya ditanggung bersama antara investor dan pengelola program yaitu sebesar 50% : 50%.

2. Apabila terdapat sapi yang mati, maka atas kerugian tersebut ditanggung bersama oleh investor dan pengelola program sebesar 50% : 50%

Analisa Praktis Penggemukan Sapi di PT Lembusora Perkasa

Sering kami dimintai pendapat oleh rekan2 peternak baik pemula maupun yang berpengalaman tentang bagaimana pemilihan calon sapi yang bagus untuk dipelihara dengan tujuan digemukkan pada perusahaan kami.pertanyaan ini meliputi mulai tentang jenis sapi(ras),bentuk tubuh,umur,berat badan, waktu pemeliharaan sampai panen dan kalkulasi harga jual maupun belinya.Di sini kami hanya ingin berbagi pengalaman saja dan share dengan sesama pelaku usaha peternakan sapi.

1. Jenis Ras dan bentuk tubuh.Sejatinya semua jenis ras punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.Tentang hal ini sudah banyak diulas di pelbagai literatur tentang sapi potong. Hanya kita sebagai Praktisi peternakan seyogyanya perlu memperhatikan nilai-nilai praktis dan ekonomis dari jenis ras tersebut baik dari sisi kekuatan finansial peternak,peruntukannya dan timing tepat penjualannya. Seperti kita ketahui, untuk ADG (penambahan Berat harian) bolehlah diakui memang sapi jenis limosin dan simmental F1 telah menjadi primadona yang mana ADGnya mampu mencapai 1,3-2kg/harinya.Disusul di belakangnya silangan SIMPO dan LIMPO dengan ADG 1-1,7kg/hari.Berlanjut kemudian PO murni,Bali dan seterusnya yang lebih rendah penambahan berat hariannya dan struktur tubuhnya.Namun poin terpenting untuk tidak kita lupakan dari semua itu tentunya adalah Fisiologi dan kriteria performance sapi itu sendiri.Tampilan fisik yang ideal mencakup body frame,power depan dan belakang sapi akan mempengaruhi ADG,kemudahan pemeliharaan,dan harga purna jualnya.

2. Umur dan berat badan. Usia sapi yang ideal untuk digemukkan adalah mulai 1,5 sampai dengan 2,5 tahun. di sini kondisi sapi sudah mulai maksimal pertumbuhan tulangnya dan tinggal mengejar penambahan massa otot (daging) yang secara praktis dapat dilihat dari gigi yang sudah berganti besar 2 dan 4 buah. sapi yang sudah berganti 6 gigi besarnya (3 tahun ke atas) juga cukup bagus. Hanya di usia ini sudah muncul gejala fatt (perlemakan) yang tentunya akan berpengaruh dengan nilai jual dari pelaku pemotongan ternak.Sapi apabila masih di bawah usia ideal penggemukan biasanya lebih lambat proses gemuknya dikarenakan selain bersamaan pertumbuhan tulang dan daging juga sangat rentan resiko penyusutan serta labil proses penambahan berat disebabkan adaptasi tempat yang baru,pergantian pola pakan dan teknis perawatan serta penyakit.Tentang variabel berat tubuh,pastinya akan kita lihat dulu dari jenis ras apa sapi yang akan kita pelihara.Sapi jenis limousin dan simmental maupun silangannya dengan PO kala umur 1,5 tahun sudah berbobot rata-rata 350-400 kg.sedang sapi PO murni hanya kisaran 185-275 kg.Nah,dari sini nantinya kita akan mulai berhitung tentang teknis penilaian ideal untuk mengukur sistem pemeliharaan dan transaksi jual beli.

3. Masa pemeliharaan. Sesuai pengalaman kami yang baru sedikit ini,kami menyarankan pada mitra peternak kami bahwa sapi yang akan digemukkan agar memakai mekanisme : apabila masa panen jangka pendek (k.l 100 hari) pilihlah jenis limousin,simmental dan silangannya (F1 maupun F2) dengan berat mulai 390-500 kg. Jika proporsional pemeliharaannya,sapi tersebut akan mampu bertambah minimal 100kg saat panennya.Namun kalau yang diinginkan masa panen jangka menegah dan panjang ( k.l 250 hari hingga lebih dari 1 tahun) disarankan agar memilih jenis F1 simmental dan limousin yang murni genetiknya dengan berat di bawah 350 kg.Kebanyakan peternak yang berpola seperti ini biasanya untuk investasi,pemurnian genetik indukannya atau bahkan sebagai hewan kesayangan (klangenan.jawa.red). muncul satu pertanyaan yang menggelitik;lebih untung pola yang mana?

4. Perhitungan harga.Sapi untuk pemeliharaan jangka menengah (k.l 250 hari) dengan berat di bawah 300 kg rata-rata masih belum dapat mencapai rendemen karkas lebih dari 49%.Sehingga apabila ingin dijual, pembeli barunya biasanya masih akan meneruskan penggemukannya lagi.Jika kita analisa,sapi F1 umur 5-8 bulan harga pasaran rata-rata per mei 2009 adalah 7,5-10 juta dengan bobot 250-325 kg.Kita ambil tengah-tengahnya saja lalu kita konversikan dengan harga timbang hidup jatuhnya sekitar Rp.31.000;/kg timbang di pasar. Kenapa seperti itu ???sapi dengan berat 380-525 kg seharga Rp.24.000/kg (sesuai harga loco di farm kami) adalah untuk kriteria jenis BAKALAN.Jadi di spek ini kita sudah mulai dapat mengukur standar perhitungan baik umur sapinya,prosentase rendemen karkasnya (berat daging tulang), capaian bobot maksimal,sampai dengan masa panennya. Beda halnya dengan berat 300kg ke bawah;karena itu masih tergolong jenis BIBIT.Jadi sistem transaksinya mirip seperti di bursa pelelangan yang harganya ditentukan berdasarkan kerelaan penjual dengan kepuasan dan jatuh hati sang pembeli. Maka disitulah kita baru dapatkan harga umum dan rata2 kepantasan transaksi di pasar ataupun di peternak yag ketemunya ternyata di harga Rp.31.000.Kita tentu belum dapat mengukur standarisasi,berapa nanti capaian berat maksimal dan waktu panennya apalagi berapa rendemen karkasnya.Lain daripada itu,sistem pasar peternakan kita malah sudah tidak ada lagi sertifikasi /surat keterangan bibit saat sapi dijual yang berbeda saat zaman orde baru dulu,ironi memang.sehingga kita pasti akan kesulitan mencari blood link sapi,alamat peternak apalagi cara perawatan dan ransumnya.Kecuali kalau sapi tersebut kita beli langsung di breeder.

Sedikit analogi : apakah anda mampu menaksir berapa ton padi dalam 1hektar yang akan anda panen saat umur benih baru ditancapkan 15 hari atau sebulan sekalipun?bagaimana dengan resiko hama,kelangkaan pupuk dan pengairannya?apakah anda bisa pastikan akan menuai panennya?ini analogy untuk BIBIT.

Nah sekarang,kesulitankah anda memprediksi,berapa ton gabah yang akan anda dapatkan saat padi anda telah berbulir siap menguning? ini kiasan untuk BAKALAN.
kalaupun panen anda akhirnya kurang maksimal masihlah kita dapatkan gabah meski rendah mutu dan tidak banyak jumlahnya.

Taruh kata untuk bibit yang beratnya dibawah 300 kg kalau selama dipelihara sapi tadi mencapai bobot 600kg (adakah jaminan????) maka akan diperoleh pendapatan sbb;600 kg X Rp.24.000/kg(harga siap potong) : Rp. 14.400.000; - Rp. 9.300.000( harga bakalan) = Rp.5.100.000 selama l.k.250 hari. Bandingkan dengan pola 100 hari, disini apabila anda membeli bakalan,bobotnya rata-rata 430kg komposisi mix F1 dan F2. harga dasarnyapun masih logis di banding pola jangka panjang. Analisanya sebagai berikut : 430 kg X Rp.24.000 = Rp.10.300.000; Masa pemelihara 100 hari dicapai berat 560 kg (banyak yang menjamin..) dengan ADG 1,3kg X Rp.24.000; akan didapat penghasilan = Rp.13.440.000 - Rp.10.300.000(modal pembelian) keuntungannya : Rp.3.100.000 selama 100 hari.Maka dalam 1 tahun kita akan dapat panen 3 kali.

Pola pemeliharaan di perusahaan kami dalam 1 tahun (menurut kalender Hijriyah) adalah : pada bulan muharram dilaksanakan pengadaan untuk sapi jenis simmental,limousin dan silangannya yang akan dipanen pada bulan Rabi'ul Akhir.Pengadaan ke II dilaksanakan di bulan Jumadil Awal dan akan dipanen nantinya pada bulan ramadlan.Di bulan Syawal kami lakukan pengadaan sapi jenis PO murni karena bulan Dzulhijjah harga sapi PO selisih Rp.3-4000/kg lebih mahal panenannya.Demikian rotasi ini senantiasa kami tetapkan sebagai acuan kerja.
Segala yang menyangkut istilah seperti tersebut di atas hanyalah sekedar teknis empiris yang pernah kami alami dan bukanlah istilah ilmiah yang jauh dari pengetahuan kami.
Semuanya ada kelebihan dan kekurangannya.Mohon dikoreksi untuk jadi evaluasi dan introspeksi kami agar ke depan lebih baik lagi dalam beternak.

Semoga bermanfaat.
Selamat beternak
PT Lembusora Perkasa

Thursday, July 2, 2009

BUDIDAYA RUMPUT GAJAH UNTUK PAKAN TERNAK

Jenis tanaman rumput-rumputan yang berperan dalam pengawetan tanah dan air adalah yang dapat berfungsi ganda yaitu berkemampuan untuk membantu mencegah berlangsungnya erosi dan dapat pula bermanfaat bagi hijauan makanan ternak. Rumput gajah merupakan alternatifnya.

Tanaman rumput-rumputan dapat digunakan dalam usaha pengawetan tanah dan atau pencegahan erosi dikarenakan :

a. Tanaman rumout-rumputan dapat tumbuh dengan cepat sehingga dalam waktu pendek tanah telah dapat tertutupi oleh tanaman tersebut secara rapat dan tebal.

b. Bagian atas dari tanaman (daun-daunan) mampu melindungi permukaan tanah dari percikan air hujan dan memperlambat aliran permukaan.

c. Bagian bawah tanaman (perakaran) dapat memperkuat resistensi tanah dan membantu melancarkan infiltrasi air kedalamtanah.

Penanaman rumput gajah dapat dilakukan secara monokultur ataupun interkultur dengan tanaman tahunan sehingga dapat diperoleh manfaat secara maksimal. Pertumbuhannya yang relatif cepat dalam waktu yang pendek serta peranan daun-daun dan perakarannya terhadap erosi, maka pembudidayaan rumput gajah dapat menjadi pilihan yang bijaksana dan menguntungkan.

Rumput Gajah ( Pennisctum purpureum) atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat hidup diberbagai tempat (0 – 3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta enghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi.

Rumput gajah tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus enghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur.

Pada lahan tumpang sari, rumput gajah dapat ditanam pada guludan-guludan sebagai pencegah

longsor akibat erosi. Morfologi rumput gajah yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 2 meter sehingga dapat berperan sebagai penangkal angin (wind break) terhadap tanaman utama.

Rumput gajah dibudidayakan dengan potongan batang (stek) atau sobekan rumpun (pous) sebagai bibit. Bahan stek berasal dari batang yang sehat dan tua, dengan panjang stek 20 – 25 cm (2 – 3 ruas atau paling sedikit 2 buku atau mata). Pemotongan pada waktu penanaman ruas mata dapat Untuk bibit yang berasal dari sobekan rumpun/ anakan (pous) sebaiknya berasal dari

rumpun yang sehat, banyak mengandung akar dan calon anakan baru. Sebelum penanaman bagian vegetatif dari sobekan rumpun dipangkas terlebih dahulu untuk menghindari penguapan yang tinggi sebelum sistem perakaran dapat aktif menghisap air.

Cara Penanaman :

1. Pembersihan lahan

2. Pengolahan tanah (sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau sehingga penanaman dapat dilakukan pada awal musim hujan).

3. Pembuatan lubang-lubang tanaman dengan jarak tanam 60 x 100 cm.

Diperlukan 17.000 bahan stek untuk kebutuhan lahan seluas 1 hektar.

Pemupukan :

1. Pupuk P dan K diberikan 2 kali dalam setahun yaitu pada waktu pengolahan tanah dan 6 bulan

kemudian, dengan dosis masing-masing 200 kg DS dan 200 kg ZK per hektarnya.

2. Pupuk N diberikan 200 kg ZA/ha/tahun yang diberikan setiap kali setelah 2 – 4 kali pemotongan.

3. Dapat juga digunakan pupuk kandang sebanyak 400 kw/ha/tahun yang diberikan pada waktu pengolahan tanah dan setelah pemotongan. Pemungutan Hasil (pemotongan) :

Pemotongan rumput gajah yang pertama dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari,

selanjutnya dilakukan selang 40 hari pada musim hujan dan selang 60 hari pada musim kemarau.

Pada pemotongan batang rumput gajah sebaiknya ditinggalkan ± 10 cm dari permukaan tanah. Pemotongan batang tanaman yang terlalu pendek menyebabkan semakin lambatnya pertumbuhan kembali, namun jika batang yang ditinggalkan terlalu panjang maka tunas batang saja yang akan berkembang sedangkan jumlah anakan akan berkurang.

Peremajaan :

Dilakukan jika tanaman telah berumur 3 – 4 tahun setelah tanaman sudah tidak responsive lagi

terhadap pengelolaan. Setelah pemotongan terakhir, tanah diantara barisan dicangkul dan dilakukan pemupukan. Buatlah lubang tanam untuk tanaman baru pada perpotongan silang rumput yang lama, untuk menjaga kesinambungan stok hijauan ternak. Setelah tanaman baru tumbuh, sisa tanaman lama dibongkar hingga ke akar-akarnya. Komposisi Gizi Rumput Gajah (bahan kering) :

Bagian yang dapat dicerna dari rumput gajah yaitu :

Bahan kering %

Protein kasar = 10.19

Serat Kasar = 34.15

Lemak = 1.64

Abu = 11.73

BETN = 42.29

Bahan kering %

Protein kasar = 5.92

Serat Kasar = 22.74

Lemak = 0.84

BETN = 25.6

PENANAMAN RUMPUT UNTUK TERNAK


Persiapan lahan

· Lahan dibersihkan dari gulma, kemudian digaru dibiarkan selama satu minggu.

Persiapan bibit rumput

· Bibit rumput didatangkan dari Sub Balitnak Sungai Putih Kecamatan Galang, Sumatera Utara. Dipilahkan dalam 5 rumpun, kemudian untuk 1 lubang tanaman disiram dalam hal penyiapan akar agar jangan kering.

· Persiapan kebun bibit rumput kemudian tanah yang telah diolah dipagari dengan pagar duri dengan tiang dari batang kuda-kuda.

· Penanaman rumput rumput yang telah dipisahkan, kemudian ditanam dengan jarak tanam 40 x 60 cm/rumpun.

Pemupukan

· Tanah yang telah diistirahatkan diberikan pupuk urea sebanyak 1100 kg/ha, selang beberapa hari kemudian ditambah dengan pemberian pupuk kandang.

Penyiraman

· Disiram setiap hari agar akarnya cepat tumbuh.

Penimbangan

· Seluruh sapi ditimbang, diberikan obat cacing sesuai dengan anjuran dan diseleksi dengan memilih sapi yang baik untuk digemukan dan perkawinan dengan ratio perbandingan 10 ekor betina dengan 1 ekor jantan.

Pemeriksaan feses

· Feses diperiksa di laboratorium

dengan tujuan agar terhindar dari lido parasit, kemudian sapi tersebut disemprot dengan Asumtol guna pencegahan serangan berupa caplak.

Pengembalaan sapi

· Seluruh sapi ditempatkan pada padang pengembalaan yang telah ditumbuhi rumput Brachiria humicola.

Pengamatan

· Setiap 1 bulan sekali sapi tersebut ditimbang dengan tujuan mengetahui pertumbuhan berat badan, sedang sapi yang dipilih untuk tujuan perkawinan dideteksi dengan jalan pengambilan air seni (urin), bila telah menunjukan tanda-tanda kebuntingan dilihat

dengan penampilan sapi tersebut, urine dicelupkan ke dalam planotest bila menunjukkan tanda-tanda kehamilan maka akan tergambar didalam planotest tersebut.

Sumber: SMS